ARTIKEL : PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIGITAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 PADA SEKTOR PERTANIAN

 

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIGITAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

PADA SEKTOR PERTANIAN

(Dinda Nadia Anasta / 21025010126)

Pertanian merupakan salah satu sumber daya perekonomian terbesar di Indonesia. Dengan adanya pembangunan pertanian yang baik, perekonomian Negara akan lebih stabil. Saat ini industri pertanian dunia sudah memasuki era revolusi industri yang keempat atau biasa disebut industri 4.0, ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Industrial revolution era 4.0 merupakan revolusi yang sedang dihadapi oleh kehidupan di dunia. Selain disebut dengan revolution industry 4.0, revolusi ini juga dapat disebut dengan era disrupsi serta digital revolution.

Pada era digital seperti sekarang, dunia pertanian dipenuhi dengan isu Revolusi Industri 4.0, dimana pertanian diharapkan dapat melibatkan digital dalam proses perkembangannya. Salah satu tujuan Revolusi Industri 4.0 di sektor pertanian adalah meningkatkan produktivitas pertanian secara efektif dan efisien serta membawa manfaat untuk kehidupan di dunia karena adanya kemudahan dari pengaruh penemuan - penemuan yang terus diperbarui. Dari tujuan tersebut, terlihat bahwa fokus pengembangan pada sektor pertanian masih berupa produk fisik, padahal fokus pada produk fisik saja sebenarnya tidak cukup karena pertanian juga harus ditopang oleh sumber daya manusia yang baik.

Pertanian 4.0 ialah pertanian dengan ciri pemanfaatan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain, dan big data analitik, untuk menghasilkan produk unggul, presisi, efisien, dan berkelanjutan. Ruang lingkup pertanian 4.0, ialah on farm yaitu dicirikan dengan pertanian presisi (precision farming). Dimulai dengan menghasilkan benih unggul berbasis bioinformatics, pengendalian hama terpadu secara cerdas dengan artificial intelligence, pemupukan presisi, penggunaan smart tractor, dan penyemaian benih dengan robot. Plant factory kini juga makin populer. Off farm yaitu dicirikan tidak saja dengan agroindustri cerdas, tetapi juga sistem logistik pertanian digital. Teknologi blockchain kini mulai diaplikasikan untuk menjamin transparansi dan traceability aliran produk pertanian sehingga para pelaku hulu hilir bisa saling mengontrol. Saat ini pelaku hulu dalam posisi lemah karena informasi yang asimetris. Ke depannya, informasi akan simetris dan pelaku hulu hilir akan lebih setara. Pemasaran digital dan konsumen cerdas yang melek digital akan mewarnai konsumen masa depan. Pola pemasaran ke depan tidak lagi konvensional seperti sekarang, tetapi akan berbasis platform. Konsumen produk pertanian akan menggunakan platform melalui smartphone dalam membeli produk baik untuk memilih produk maupun menelusuri asal - usul produk.

Pembangunan pertanian semakin berkembang menuju pertanian modern seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam bidang teknologi komunikasi yang sangat cepat. Sejarah perekonomian dunia menunjukkan bahwa peran pertanian semakin penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan Nasional. (Rangkuti, 2010). Salah satu ciri-ciri majunya pertanian adalah memiliki peningkatan daya saing. Negara yang memiliki daya saing yang kuat dibuktikan dengan banyaknya mengekspor produk. Untuk menghasilkan produk yang bestandar pasar global memerlukan kualitas bibit, lahan, serta perawatan yang berkualitas. untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan solusi yang terbaik, adalah industri 4.0 dengan menggunakan banyak kecanggihan, salah satunya Artificial Intelligence mampu memberikan solusi.

Dampak Revolusi Industri secara langsung akan berpengaruh terhadap sektor pertanian di Indonesia. Revolusi Industri yang berkembang semakin cepat menuntut adanya adaptasi di semua sektor perekonomian. Sektor pertanian menjadi salah satu bagian dari 4 sektor ekonomi yang diharapkan pemerintah mampu bersaing di era Revolusi Industri 4.0 khususnya melalui sub sektor makanan dan minuman. Oleh karena itu ketersediaan lahan pertanian sangat penting untuk mencukupi pangan nasional. Implementasi Revolusi Industry 4.0 diharapkan usahatani menjadi semakin efisien sehingga terjadi peningkatan produktivitas dan daya saing. Beberapa upaya sudah dilakukan melalui model dan inovasi di bidang pertanian seperti pertanian vertikal, pertanian presisi dan pertanian pintar (Smart farming). Dengan Revolusi Industri 4.0 juga memberikan daya tarik tersendiri bagi petani milineal untuk mengembangkan minatnya menjadi petani yang berdaya saing dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta kesejahteraan keluarganya.

Di samping membawa manfaat, revolusi tersebut juga sekaligus membawa tantangan dan ancaman untuk kehidupan di dunia. (Kusnandar, 2019) mengatakan bahwa revolusi industry 4.0 membuat kehidupan manusia berada di ambang ketidakpastian. Di Indonesia sendiri, revolusi industri 4.0, terutama di sektor pertanian belum begitu berhasil berkembang. Beberapa kendala penyebab belum berhasilnya revolusi industri 4.0 di Indonesia adalah faktor sumber daya manusia, kondisi lahan pertanian, dan sosial budaya masyarakat.

Oleh sebab itu, sebelum masa depan datang, manusia perlu memikirkan segala aspek untuk hidup kedepannya. Hal tersebut dilakukan supaya manusia lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi secara singkat, tetapi terus menerus. Selain itu, revolusi industrial revolution era 4.0 juga dapat mematikan usaha-usaha masyarakat yang masih bersifat tradisional. Usaha-usaha yang bersifat tradisional dapat mengalami pailit akibat tidak menyesuaikan teknologi terbaru. Akan tetapi, apabila menyesuaikan teknologi terbaru, dapat berimbas pada ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin sempit (Satya, 2018). Ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin sempit disebabkan oleh penciptaan robot-robot yang dapat mengalihfungsikan kegiatan manusia sehari-hari.

Bidang pertanian dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi yang mengarah pada teknologi pertanian melalui inovasi-inovasi. Oleh karena itu, supaya dapat beradaptasi dengan perubahan dan ancaman akibat revolusi industri 4.0, petani dituntut untuk menguasai teknologi pertanian terkini yang inovatif sehingga dapat bersaing dengan petani lainnya. Untuk menguasai teknologi pertanian, petani diharuskan memiliki kemampuan dan keahlian pada bidang terkait sehingga ketahanan pangan rumah pangan para petani dapat meningkat.

Oleh karena itu, untuk menghadapi seluruh tantangan dan ancaman pada revolusi industri 4.0, manusia dituntut supaya meng-upgrade dirinya setiap hari. Dengan begitu, mereka dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan yang terjadi melalui kemampuan yang memumpuni. Selain itu, mereka juga dapat membantu kemajuan suatu negara dengan cara memanfaatkan aspek yang unggul dari negara tersebut. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan dampak positif dari revolusi industri 4.0 dengan cara meningkatkan bidang pertani serta negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

www.upnjatim.ac.id

agrotek.upnjatim.ac.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Organisme Pengganggu Tanaman Pada Padi Dengan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

ARTIKEL : BELA NEGARA

Aplikasi Pertanian Perkotaan : Taman Flora Bratang Surabaya